Skip to main content

Karena Allah dan abi

Memutuskan menggunakan hijab sepertinya tidak sesulit memutuskan untuk menikahi si A atau si B. Kadang orang beralasan "belum siap". Tapi saya mendapatkan kesiapan itu malah setelah menggunakan hijab. 

Masalah yang saya hadapi lebih kepada kesiapan untuk mempertahankannya, itulah yang kadang agak memudar. Lalu, kembali saya siapkan diri ini untuk terus berjalan bersama "jodoh" yang sudah saya tetapkan sejak kelas 1 SMA (jilbab). Masa' iya, makin saya dewasa makin iman saya berkurang??? Setiap kali berfikir itu, saya malu dengan nadia di masa SMA-nya, kalimat itu jugalah yang membuat saya mampu memompa semangat untuk melaksanakan perintah-Nya.

Untuk perempuan manapun yang akhirnya ditakdirkan Tuhan untuk membaca kalimat - kalimat ini, sadarilah sesuatu yang sudah sering disuarakan bahwa "perempuan itu cantik" selalu cantik. Kita adalah yang tercantik bagi pria dihari esok yang akan menemani hidup kita, kenapa? karena dia menetapkan pilihannya kepada seorang perempuan diantara ribuan lainnya. Kita adalah yang tercantik yang Tuhan hadiahkan untuk mereka. Sayangnya kadang perempuan malah membunuh dirinya sendiri dengan menanamkan pesan bahwa "aku tidak secantik si A, B, C, D". Poinnya bersyukur.

Beautiful inside and outside. Mungkin udah jadi kalimat basi kalo cantik ngga selalu tampak luar, tapi bisa datang dari dalam. Tapi setuju, perempuan makin cantik kalau mampu mengeksplorasi kemampuannya, tetap menjaga martabatnya dan berjalan di koridornya.

Kembali ke persoalan jilbab, ketakutan menjadi tidak cantik setelah berhijab mungkin lumrah. Tapi kembali ingat bahwa tubuh ini adalah buatan Tuhan, kalau kita sayang Tuhan, buktikan itu dengan terus merawat melindungi dan bersyukur atas kecantikan dalam bentuk apapun yang sudah diberikan-Nya untuk kita. 

Satu lagi, persoalan menguatkan diri buat ngga lepas pasang adalah mengingat lagi lagi dan lagi, motivasi untuk memutuskan ini. Selain karena saya islam adalah, saya sangat mencintai Abi. Satu-satunya laki-laki yang bertanggung jawab penuh jika saya tidak menutup aurat, dunia akhirat. Sederhananya, saya ngga mau Abi harus merasakan pedihnya akhirat karena satu-satunya anak perempuannya ini.

Saya tidak mau abi ikut menanggung dosa saya. Abi.

‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59]

Comments

  1. subhanalloh..hebat mba, memang tdk banyak seorang wanita yg sadr betul akan pentingnya jilbab bg seorang wanita..dan malah menjadikan jilbab sebagai alasan halangan u/ tampil cantik..tetap smangat...

    ReplyDelete
  2. setiap manusia selalu punya jalan fikir yang berbeda2. semoga kita bisa menjadi jalan untuk wanita - wanita lain dalam menyadari hal tsb. amin.
    terimakasih semangatnya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nikmati HNP, Hadapi Bersama

Kalau beberapa sumber menuliskan ceritanya sebagai penderita HNP, saya mengambil posisi sebagai 'teman' penderita. Pengalaman mengawal korban salah angkat beban. Adik saya, Eki (23), selama 10 bulan merasakan sakit di pinggul belakang bagian kiri tanpa tau jenis sakit apa yang dideritanya, apa penyebabnya. Eki 'buta' dan 'tuli' atas penyakitnya sendiri walaupun sudah bolak-balik ke dokter menggunakan fasilitas BPJS yang dibayar ayah kami setiap bulannya. Selama kuliah, Eki tinggal di jogja dan berobat di sana. Diagnosa dokter, dia menderita LBP ( Low Back Pain ) tapi tidak spesifik apa dan kenapanya. Selama kurang lebih 10 bulan itu, Eki terus minum obat tanpa ada progres positif. Libur semester tiba. Eki pulang ke rumah orang tua dan praktis, faskes BPJS ikut dipindahkannya ke Balikpapan demi melanjutkan pengobatan. Selama kurang lebih 2 bulan ia mengupayakan kesembuhan dengan laser. Bagian yang sakit dipanaskan menggunakan cahaya. Terapi lain dilakukan m...

Review JUJUR (dan subjektif) Vendor Lamaran di Malang

Rasanya setelah acara nikah beres? Super lega! Tulisan ini ditujukan untuk pembaca yang lagi persiapan bikin rangkaian acara pernikahan. Mulai lamaran, akad, dan resepsi. Jangan segan-segan bertanya buat cari informasi lanjutan. Teman-teman bisa kontak saya melalui e-mail nadiahanum07@yahoo.co.id Dalam proses lamaran sampai resepsi, kami banyak mix and match adat yahh.. Rangkaian pernikahan kami dimulai dari proses "Minta" (dalam adat masyarakat Arab di Indonesia) yang berlangsung di Balikpapan, 2 Desember 2017. Setelah acara ini, biasanya keluarga perempuan bikin acara lagi yang disebut al-fatihaan sebagai simbol bahwa anak gadisnya sudah taken . Dalam prosesi "Minta", si laki-laki dan keluarganya datang untuk menyampaikan niat baik. Pada acara kami, Ridho datang bersama kedua orang tua, om selaku juru bicara (karena kondisi tertentu), dan keluarga serta kerabat lain. Sedangkan dari pihak saya, yang menerima langsung adalah Abi (re: ayah saya), saudara kand...

Waktu Berdua Seharga Jutaan Rupiah

Day 1 - Nadia Uyh Trip to Bali Sesampainya di hotel siang itu, kami ribet dengan urusan properti baru. Kata uyuh unboxing . Mulai mirrorless, kaca mata, baju, turban, dan sebagainya. Makan siang kelewatan, nyewa motor kelewatan. Solusinya adalah pesen A&W lewat aplikasi ojek online karena kebetulan jam sudah menunjukan pukul 15.00. Sambil menanti makanan datang, kami siap-siap. Langkah pertama adalah memutuskan lokasi yang enak dikunjungi sore-sore, dan yang pasti ngga terlalu jauh karena kami masih buta jalan. Keputusan jatuh pada Pantai Jimbaran untuk sekedar menikmati sunset . Dan waktu berdua yang harganya harus dibayar dengan ongkos tiket jutaan rupiah. Ke pantai pakai -kaos kaki- tiga hari bareng, dan -pake baju senada-     Pantainya Bali punya banyak sekali suguhan bagi wisatawan. Anjing-anjing ini misalnya, yang bikin uyh takutnya bukan kepalang. Jimbaran sore-sore Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Cahayanya habis s...